Minggu, 22 November 2009

Kiat Untuk Menggapai Khusyu' Dalam Sholat.

Sesungguhnya sholat adalah ibadah badani yang paling agung dalam agama ini. Dia adalah rukun Islam setelah syahadat. Kewajiban sholat telah tetap berdasarkan al-Qur’an, hadits, ijma’ kaum muslimin. Khusyuk dalam sholat adalah hal yang sangat penting, sudah barang tentu kita dituntut untuk berusaha dan selalu melatih diri dapat menunaikan sholat dengan khusyuk.

Imam Roghib al-Ashfahani rahimahullah berkata: “Khusyuk adalah merendahkan diri. Umumnya kalimat khusyuk digunakan untuk istilah pada anggota badan. Adapun tunduk dan merendahkan diri umumnya untuk menggambarkan sesuatu yang ada di dalam hati. Oleh karena itu dikatakan, jika hatinya telah tunduk maka akan khusyuk pula anggota badannya.

Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: ”Khusyuk adalah sebuah makna yang tersusun dari pengagungan, kecintaan, perendahan dan perasaan butuh”.

Al Hafizh Ibnu Rojab rahimahullah berkata: ”Asalnya khusyuk adalah lembutnya hati, tenang, tunduk dan perasaan butuh kepada-Nya. Apabila hati telah khusuk maka seluruh anggota badan akan mengikutinya, karena anggota badan mengikuti hati.”

Jadi khusyuk bukan hanya tergambar dari anggota badan, bukan sekedar tenang dan diam yang dibuat-buat !!! Atau tingkah laku seperti orang yang khusyuk namun hatinya kosong dan tidak tunduk kepada Allah azza wa jalla.

Kiat Menggapai Khusyuk Dalam Sholat

1. Persiapan Sebelum Sholat

Hal ini dimulai saat adzan dikumandangkan, dengan segera mengambil wudlu, membersihkan mulut dan badan kemudian memakai pakaian yang bersih dan bagus untuk sholat. Allah ta’ala berfirman:

يَابَنِي ءَادَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلاَتُسْرِفُوا إِنَّهُ لاَيُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

”Hai anak Adam, kenakanlah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid. Makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS. Al-A’rof: 31)

Setelah itu berjalanlah menuju masjid dengan tenang, tidak tergesa-gesa, bacalah doa keluar rumah dan menuju masjid. Apabila telah sampai di depan pintu masjid bacalah doa masuk masjid kemudian sholat lah dua rakaat.

2. Tuma’ninah di dalam sholat

Adalah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam sholat dalam keadaan tuma’ninah yang paling sempurna hingga setiap persendian kembali ke tempatnya. Dan beliau shallallahu’alaihi wa sallam juga memerintahkan orang yang jelek sholatnya untuk mengulangi kembali. Adapun sholat dengan tergesa-gesa, tidak tenang saat ruku’ dan sujud adalah sholatnya orang yang paling jelek.

Dari Abu Qotadah radliyallahu’anhu bahwasanya Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Orang yang paling jelek dalam mencuri adalah orang yang mencuri dalam sholatnya”. Para shahabat bertanya: ”Wahai Rasulullah, bagaimaa dia mencuri dalam sholatnya ? Nabi menjawab: ”Yaitu orang yang tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya ketika sholat”. (HR. Ahmad: 24/378, al-Hakim 1/229, Shohih Jami’:997)

Dan orang yang cepat dalam sholatnya, tidak tuma’ninah dan tergesa-gesa tidak mungkin bisa khusyuk karena cepat itu menghilangkan kekhusyukan dalam sholat.

3. Ingat mati ketika sholat

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam:

”Ingatlah kematian di dalam sholatmu. Karena seseorang bila ingat mati di dalam sholat, dia akan memperbagus sholatnya. Sholatlah seperti sholatnya seorang laki-laki yang tidak menyangka bahwa dia akan sholat lagi di lain waktu” (Hasan. Lihat takhrij lengkapnya dalam as-Shohihah: 1421)

4. Pahamilah apa yang engkau baca

Yaitu berusaha memahami ayat dan doa yang kita baca. Karena ayat al-Qur’an diturunkan agar dipahami dan direnungi maknanya. Allah azza wa jalla berfirman:

كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا ءَايَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ

”Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shood: 29)

Demikian pula termasuk sebab yang dapat membantu dalam merasakan kelezatan bacaan al-Qur’an atau doa adalah dengan memahami dan kandungan ayat dan doa yang dibaca. Imam Ibnu Jarir at-Thobari rahimahullah berkata: ”Sungguh aku heran kepada orang yang membaca al-Qur’an akan tetapi dia tidak memahami makna dan tafsiran ayatnya, bagaimana mungkin dia bisa merasakan lezatnya bacaannya?!”

5. Tinggalkan dosa dan maksiat

Allah azza wa jalla berfirman:

إِنَّ اللهَ لاَيُغَيِّرُ مَابِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَابِأَنفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubahkeadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Ar-Ro’d: 11)

Maksiat adalah penghalang khusyuk. Cukuplah pikirannya akan senantiasa teringat kemaksiatan yang ia lakukan sebagai pelajaran bahwa khusyuk tidak mungkin tercapai dengan tetap bermaksiat.

6. Pilihlah pekerjaan yang sesuai

Maksudnya adalah memilih jenis pekerjaan yng tidak berbenturan dengan waktu sholat dan tidak membebankan pikiran. Karena bila pekerjaan itu berat, secara otomatis pikiran akan senantiasa teringat dengan pekerjaan, sehingga rasa sholat khusyuk menjadi hilang. Demikian pula jika pekerjaan berbenturan dengan waktu sholat, akan menyebabkan sholat tertunda, atau mengerjakan sholat super kilat !!. Dan semua ini menghilangkan khusyuk dalam sholat.

7. Tidak menambah kesibukan dunia

Jika Allah azza wa jalla telah memberimu kecukupan rezeki dalam bekerja di pagi hari, maka jadikanlah waktu sore untuk beramal akhirat. Merasa cukuplah dengan pemberian Allah ta’ala, jangan engkau habiskan waktumu seharian penuh hanya mengejar urusan dunia yang tidak ada habisnya!!. Karena jika jiwa ini merasa cukup, hati akan lapang, tentram dan pikiran tidak akan bercabang kemana-mana memikirkan bisnis atau pekerjaan!. Dia akan mendatangi sholat dengan hati yang tenang, siap bermunajat kepada Allah ta’ala dan pikirannya tertuju pada sholat. Renungkanlah hal ini wahai saudaraku.

8. Mengambil Sutroh Sholat

Termasuk perkara yang bisa mendatangkan rasa khusyuk dalam sholat adalah menjadikan sholat kita menghadap sutroh. Karena hal itu lebih menjaga pandangan, menjaga dari setan dan menjaga agar tidak dilalui orang. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Apabila salah seorang diantara kalian sholat, maka sholatlah dengan menghadap sutroh dan mendekatlah.” (HR. Abu Dawud: 698, dihasankan oleh al-Albani dalam Shohihul Jami’: 651)

Imam Nawawi rahimahullah berkata: ”Hikmah anjuran mengambil sutroh adalah menjaga pandangan dari perkara yang ada di depannya, menghalangi orang yang lewat didekatnya dan mencegah lewatnya setan yang dapat menggoda untuk membatalkan sholatnya”.

9. Pusatkan hati dan pikiran

Perkara ini memang berat dan tidak mudah, terkadang ketika kita sholat perkara yang tadinya tidak teringat akan menjadi ingat ketika kita sudah masuk sholat. Akan tetapi, tetaplah berusaha untuk memusatkan hati kepada Allah ta’ala, ingat bahwa kita sedang berdiri di hadapan Rabb semesta alam, penguasa langit dan bumi.

Adalah Dzun Nun menceritakan bagaimana sholatnya para ahli ibadah: ”Bila engkau melihat mereka sholat, tatkala sudah berdiri di tempat khusus sholat mereka, kemudian mereka membuka sholat dengan takbir, akan terlintas dalam hati mereka bahwa tempat yang mereka berdiri sekarang adalah seperti tempat berdirinya para manusia kepada Allah”.

Al-Hafizh Ibnu Rojab al-Hambali rahimahullah berkata: ”Menghadap kepada Allah dengan hati dan pikiran, tidak menoleh kepada selain-Nya, ada dua bentuk: Pertama, hatinya tidak berpaling kepada perkara yang mudah, hanya terpusat kepada Allah azza wa jalla. Kedua, pandangannya tidak menoleh ke kanan dan ke kiri, hanya tertuju ke tempat sujudnya, inilah keharusan khusyuk bagi hati, tidak menoleh kepada selainnya.”

10. Berdoa dan mohonlah perlindungan dari godaan setan

Setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Permusuhan ini akan senantiasa berlangsung hingga hari kiamat. Apalagi dalam perkara sholat, jika seorang hamba berdiri untuk sholat setan akan cemburu karena dengan demikian manusia sedang berada dalam keadaan yang paling dekat kepada Allah ta’ala. Setan akan benci dan akan berusaha kuat untuk menggoda dan membatalkan sholatnya.

Bahkan akan terus memberi janji-janji muluk, memberi angan-angan kepada manusia, hingga manusia terjerat dan lupa akan perkara sholat!!!

Setan itu diibaratkan seperti perampok jalanan, acapkali seorang hamba ingin berjalan menuju Allah azza wa jalla, dia akan berusaha untuk memutus jalannya.

Diantara doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam untuk berlindung dari ketidakkhusyukan adalah:

اَللَّهُمَّ إِنِّى أُعُوذُبِكَ مِنْ عِلْمٍِ لاَيَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍِ لاَيَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍِ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍِ لاَ يُسْتَچَابُ لَهَا

”Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari Ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan” (HR. Muslim: 2722)

Dinukil dari artikel yang berjudul Khusyuk Dalam Sholat oleh Ust. Abu Abdillah Syahrul Fatwa as-Salim hal. 51-55, Majalah al-Furqon Edisi 4 tahun kesembilan/ Dzulqo’dah 1430 (Okt/Nop 2009).

17 Amalan Penghapus Dosa

Manusia pasti berbuat dosa dan pasti butuh ampunan Allah. Oleh karena itu Allah memberikan keutamaan dan kemurahan kepada hambaNya dengan mensyariatkan amalan-amalan yang dapat menghapus dosa disamping taubat. Sebagiannya dijelaskan dalam Al Qur’an dan sebagiannya lagi dalam Sunnah Rasululloh. Diantaranya sebagai berikut:

1. Menyempurnakan wudhu dan berjalan kemasjid, sebagaimana disampaikan Rasululloh:
Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dapat menghapus dosa dan mengangkat derajat. Mereka menjawab: ya wahai rasululloh. Beliau berkata: menyempurnakan wudhu ketika masa sulit dan memperbanyak langkah kemasjid serta menunggu sholat satu ke sholat yang lain, karena hal itu adalah ribath. (HR Muslim dan Al Tirmidzi)

Juga dalam sabda beliau yang lain:
Jika seseorang berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya kemudian berangkat sholat dengan niatan hanya untuk sholat, maka tidak melangkah satu langkah kecuali Allah angkat satu derajat dan hapus satu dosa. (HR Al Tirmidzi)

2. Puasa hari Arofah dan A’syura’, dengan dalil:

Nabi Bersabda: Puasa hari Arafah saya berharap dari Allah untuk menghapus setahun yangsebelumnya dan setahun setelahnya dan Puasa hari A’syura saya berharap dari Allah menghapus setahun yang telah lalu. (HR Al Tirmidzi dan dishohihkan Al Albani dalam Shohih Al Jaami’ no. 3853)

3. Sholat tarawih di bulan Romadhon, dengan dalil sabda Rasululloh:

Siapa yang menegakkan romadhon (sholat tarawih) dengan iman dan mengharap pahala Allah maka diampunilah dosanya yang telah lalu. (Muttafaqun ‘Alaihi)

4. Haji yang mabrur, dengan dalil:

Siapa yang berhaji lalu tidak berkata keji dan berbuat kefasikan maka kembali seperti hari ibunya melahirkannya (HR Al Bukhori) dan sabda beliau:

Haji mabrur balasannya hanya syurga. (HR Ahmad)

5. Memaafkan hutang orang yang sulit membayar, dengan dalil:

Dari Hudzaifah beliau berkata Allah memanggil seorang hambaNya yang Allah karuniai harta. Maka Allah berkata kepadanya: Apa yang kamu kerjakan didunia? Ia menjawab: Wahai Rabb kamu telah menganugerahkanku hartaMu lalu aku bermuamalah dengan orang-orang. Dan dahulu akhlakku adalah memaafkan, sehingga aku dahulu mempermudah orang yang mampu dan menunda pembayaran hutang orang yang sulit membayar. Maka Allah berfirman: Aku lebih berhak darimu maka maafkanlah hambaKu ini. (HR Muslim)

6. Melakukan kebaikan setelah berbuat dosa, dengan dalil:

Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, ikutilah kejelekan dengan kebaikan yang menghapusnya dan pergauli manusia dengan etika yang mulia. (HR Al Tirmidzi dan Ahmad dan dishohihkan Al Albani dalam Shohih Al Jaami’ no. 97)

7. Memberi salam dan berkata baik, dengan dalil sabda Rasululloh:

Sesungguhnya termasuk sebab mendapatkan ampunan adalah memberikan salam dan berkata baik. (HR Al Kharaithi dalam Makarim Al Akhlak dan dishohihkan Al Albani dalam Silsilah Al Ahadits Al Shohihah no. 1035)

8. Sabar atas musibah, dengan dalil sabda Rasululloh:

Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman: Sungguh Aku bila menguji seorang hambaKu yang mukmin, lalu ia memujiku atas ujian yang aku timpakan kepadanya, maka ia bangkit dari tempat tidurnya tersebut bersih dari dosa seperti hari ibunya melahirkannya (HR Ahmad dan dihasankan Al Albani dalam Silsilah Al Ahadits Al Shohihah no. 144)

9. Menjaga sholat lima waktu dan jum’at serta puasa Romadhon, dengan dalil sabda Rasululloh:

Sholat lima waktu dan jum’at ke jum’at dan Romadhon ke Romadhon adalah penghapus dosa diantara keduanya selama menjauhi dosa besar (HR. Muslim)

10. Adzaan, dengan dalil sabda Rasululloh:

Seorang Muadzin diampuni dosanya sepanjang (gema) suaranya. (HR Ahmad dan dishohihkan Al Albani dalam Shohih AL Jaami’ no. 1929)

11. Sholat, dengan dalil sabda Rasululloh:

Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sungai di pintu yang digunakan untuk mandi setiap hari lima kali, apa yang kalian katakan apakah tersisa kotorannya? Mereka menjawab: Tidak sisa sedikitpun kotorannya. Beliau bersabda: sholat lima waktu menjadi sebab Allah hapus dosa-dosa. (HR Al Bukhori)

12. Memperbanyak sujud, dengan dalil sabda Rasululloh:

Hendaklah kamu memperbanyak sujud kepada Allah, karena tidaklah kamu sekali sujud kepada Allah kecuali Allah mengangkatmu satu derajat dan menghapus satu kesalahanmu (dosa). (HR. Muslim)

13. Sholat malam, dengan dalil:

Hendaklah kalian sholat malam, karena ia adalah adat orang yang sholeh sebelum kalian dan amalan yang mendekatkan diri kepada Robb kalian serta penghapus kesalahan dan mencegah dosa-dosa. (HR Al Haakim dan dihasankan Al Albani dalam Irwa’ AL Gholil 2/199)

14. Berjihad dijalan Allah, dengan dalil:

Semua dosa orang yang mati syahid diampuni kecuali hutang. (HR Muslim)

15. Mengiringi haji dengan umroh, dengan dalil:

Iringi antara haji dan umroh, karena mengiringi antara keduanya dapat menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana AL Kier (alat pembakar besi) menghilangkan karat besai. (HR Ibnu Majah dan dishohihkan Al Albani dalam Shohih Al Jaami’ no. 2899)

16. Shodaqah, dengan dalil:

Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 2: 271)

Rasululloh pun bersabda:
Shodaqah menghapus dosa seperti air memadamkan api. (HR Ahmad, Al Tirmidzi dan selainnya dan dishohihkan Al Al Bani dalam Takhrij Musykilat Al faqr no. 117)

17. Menegakkan hukum pidana, dengan dalil:
Siapa saja yang melanggar larangan Allah kemudian ditegakkan padanya hukum pidana maka dihapus dosa tersebut. (HR Al Haakim dan dishohihkan Al Albani dalam Shohih Al Jaami’ no,2732)

Demikian sebagian penghapus dosa, mudah-mudahan penjelasan ini bermanfaat.